Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengomentari kebocoran enam juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sebagaimana diketahui, data pajak dirinya, kedua anaknya Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ikut bocor.
Jokowi mengaku telah meminta mitigasi atas peretasan data pajak ini. Dia juga menuturkan beberapa negara juga mengalami hal serupa dengan Indonesia.
“Kemarin saya sudah sampaikan segera dimitigasi semuanya karena memang banyak negara mengalami hal yang sama, saya kira yang paling penting dimitigasi secepat-cepatnya dan tidak kejadian,” kata Jokowi, saat mengunjungi Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/9/2024).
Kebocoran data diduga terjadi lagi di Indonesia. Kali ini, 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) diduga bocor dan dijual di Breach Forum.
Informasi ini disampaikan oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto. Di antara jutaan data tersebut terdapat beberapa data NPWP milik petinggi negara.
Salah satunya presiden Joko Widodo beserta dua anaknya, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dan anak terakhirnya Kaesang Pangarep.
Nama Budi Arie Setiadi, Menteri Kominfo juga masuk dalam daftar data yang diduga bocor. Begitu pula dengan menteri lain seperti Sri Mulyani Indrawati, Erick Thohir, serta Zulkifli Hasan.
“Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Data yg bocor diantaranya NIK, NPWP, alamat, no hp, email dll,” tulis Teguh dalam akun X, dikutip Rabu (18/9/2024).
“NPWP milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani & menteri lainnya juga dibocorkan di sampel yg diberikan oleh pelaku,” imbuhnya.