BI Rate Dipangkas, Begini Proyeksi Saham BTN (BBTN)

Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Saham perbankan melaju disengat oleh sentimen pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 6% pada Rabu (18/9/2024).

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo sebelumnya menyebutkan bahwa BI berpotensi memangkas BI Rate sebanyak 50 bps sepanjang September-Desember tahun ini.

Penurunan tersebut akan berimbas positif terhadap saham sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti saham bank, khususnya bank yang fokus menawarkan kredit property dan otomotif.

“Saham-saham bank juga diyakini akan memperoleh manfaat terbesar dari peningkatan likuiditas dan arus modal setelah terjadi pemangkasan tingkat suku bunga. Pemodal akan mulai berinvestasi pada saham perbankan, karena 60% dari komposisi IHSG BEI diisi saham sektor tersebut,” ujarnya, dikutip Jumat (20/9/2024).

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan saham BBTN sebanyak 40 poin atau 2,77% menjadi 1.485 dengan net buy pemodal asing Rp 5,54 miliar. Rentang pergerakan harga saham BBTN 1.445-1.495. Kenaikan tersebut menjadikan total penguatan saham BBTN sepanjang September 2024, sebanyak 5,31% dibandingkan dengan akhir Agustus 1.410 menjadi 1.485 dengan net buy senilai Rp 50,18 miliar.

Adapun pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2024), saham BBTN turun 1,3% ke level 1.515. Kendati demikian asing masih mengakumulasi saham BBTN dengan net buy sebesar Rp 77,53 miliar pada perdagangan hari sebelumnya, Kamis (19/9/2024).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis menyebutkan, ada beberapa isu yang bisa menopang performa keuangan dan saham BBTN secara jangka menengah dan panjang, di antaranya pembentukan bank syariah.

Selain itu, dia mengatakan perseroan tengah bernegosiasi dengan mitra strategis untuk penguatan unit bisnis syariah perseroan. Sejumlah diskusi telah dilakukan, termasuk dengan PP Muhammadiyah, yang bisa menjadi salah satu pemegang saham di bank syariah yang akan dibentuk.

Sentimen positif lainnya, terang Victor Stefano dan Naura Reyhan, datang dari rencana penjualan aset-aset bermasalah yang kemungkinan direalisasikan pada Oktober atau awal November 2024. Penjualan asset bermasalah tersebut diharapkan membuat rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan turun sebanyak 50 bps.

Selain itu, rencana kebijakan pemerintah, seperti penambahan jumlah rumah bersubsidi sebanyak 34 ribu menjadi 200 ribu unit sampai akhir tahun akan ikut mengerek kinerja BTN.

BTN juga akan diuntungkan dengan rencana pemerintahan baru untuk mendongkrak segmen properti dengan pembangunan sebanyak 3 juta unit rumah per tahun. Selain itu pemerintah juga memiliki rencana untuk mengubah skema subsidi pembelian properti.

Sejumlah perusahaan sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga penguatan lebih lanjut. Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.800. Target tersebut juga mempertimbangkan revisi skema penyaluran KPR bersubsidi, spin off unit usaha syariah, dan penjualan aset bermasalah.

Terpisah, analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus merekomendasikan tambah saham BBTN dengan target harga Rp 1.500. Kemudian, analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.640. Potensi penurunan terhadap harga saham BBTN kian mengecil dan potensi penguatan kian membesar.

kadobet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*