
PT Kereta Api Indonesia (Persero) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2 triliun untuk periode 2024. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, kinerja keuangannya akan lebih baik jika PMN tersebut disetujui.
Didiek memaparkan, proyeksi keuangan atas dampak PMN ini, maka beban keuangan terutama beban finansial akan mengalami penurunan di tahun 2028. Jika tanpa PMN beban KAI Rp 3,64 triliun, namun dengan PMN menjadi Rp 3,15 triliun.
“Demikian juga di tahun-tahun sebelumnya maka dampaknya akan semakin terasa di masa-masa yang akan datang,” ungkapnya
Laba bersih perseroan pun juga akan terbantu dengan beban keuangan yang semakin menurun dibandingkan tanpa PMN. Jika tanpa PMN laba bersih pada tahun 2028 menjadi Rp 2,22 triliun sementara jika dengan PMN menjadi Rp 2,23 triliun.
Bahkan, jika PMN disetujui pada tahun 2025 laba bersih perseroan akan lebih tinggi menjadi Rp 1,18 triliun jika dibandingkn tanpa PMN yang sebesar Rp 1,17 triliun.
“Dari sisi neraca maka uatang KAI lebih rendah tanpa PMN. Ekuitas pun akan lebih baik sehingga akan menimbulkan perkuatan KCI dalam rangka penugasan aebagai angkutan masal,” pungkasnya.
Dalam paparannya, Didiek mencatat, pendapatan KAI hingga triwulan I tahun 2024 mencapai Rp 7,25 triliun atau naik 25% dati periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 5,79 triliun.
Sementara laba bersih KAI pada triwulan I juga naik 11% menjadi Rp 391 miliar dari tahun lalu yang sebesar Rp 352 miliar
Secara posisi aset dan liabilitas pada triwulan I tahun 2024 sebesar Rp 88,7 triliun karena tereksekusinya beberapa proyek strategi nasional sehingga meningkat kenaikan asetnya serta liabilitasnya jadi Rp 56,5 triliun.
Sementara debt dan ekuitas pada triwulan I tahun 2024 tercatat 0,8x debt Rp 40,3 miliar dan ekuitas Rp 32,2 miliar.