
Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban mengungkapkan rencana besar negara-negara Eropa untuk Rusia. Ini dituangkannya dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabarĀ Magyar Nemzet, Sabtu (29/6/2024).
Dalam paparannya, Orban mengatakan bahwa para pejabat Uni Eropa (UE) menginginkan untuk berperang langsung dengan Rusia. Menurutnya, hal ini nampak dari langkah Brussels yang terus memberikan bantuan persenjataan bagi Ukraina.
“Para birokrat Brussel menginginkan perang ini, mereka melihatnya sebagai perang mereka sendiri, dan mereka ingin mengalahkan Rusia,” ungkapnya dalam opini tersebut dikutip Russia Today.
Orban kemudian mengkritik hasil pemberian bantuan ini bagi Eropa. Ia memaparkan bahwa bantuan tersebut, yang diikuti sanksi terhadap Rusia, telah melumpuhkan ekonomi Benua Biru.
“Pejabat UE terus mengirimkan uang rakyat Eropa ke Ukraina, menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan Eropa, meningkatkan inflasi, dan mempersulit jutaan warga Eropa untuk mencari nafkah.”
“Lebih buruk lagi, birokrasi Brussels yang hidup dalam gelembung telah membuat sejumlah keputusan politik yang buruk dalam beberapa tahun terakhir. Eropa semakin terseret ke dalam perang yang tidak menghasilkan apa-apa, malah merugi.”
Komentar Orban ini disampaikan tidak lama setelah para pemimpin UE menominasikan Ursula von der Leyen untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden Komisi Eropa. Pada saat yang sama, PM Estonia Kaja Kallas dinominasikan untuk menggantikan Josep Borrell sebagai diplomat utama blok tersebut.
Dikenal karena kebijakan luar negerinya yang keras, Kallas telah menjadi salah satu pendukung utama sanksi yang lebih keras terhadap Rusia dan lebih banyak pengiriman senjata ke Ukraina. Ia juga menganjurkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk bantuan ke Kyiv.
Sementara itu, Orban adalah seorang kritikus yang terang-terangan terhadap pendekatan UE terhadap konflik Ukraina, dan lebih memilih penyelesaian diplomatik melalui negosiasi. Tidak seperti banyak anggota NATO lainnya, Hungaria menolak mengirim senjata ke Kyiv dan melobi untuk menolak bantuan keuangan tanpa syarat.
Orban juga baru-baru ini memberikan ucapan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang baru memenangkan kembali pemilihan umum. Pemilihan ini sendiri dipandang negara-negara Barat sebagai pemilihan yang curang dan tidak demokratis.