Hampir semua orang ingin hidup tenang dan nyaman saat memasuki usia pensiun. Namun untuk mewujudkannya, diperlukan persiapan matang sejak di usia produktif.
Di sisi lain, generasi muda saat ini harus menghadapi banyak tantangan yang dapat mempengaruhi kesehatan finansial. Bahkan menurut survei Asosiasi Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Indonesia (PDPLK), 90% milenial tidak memiliki persiapan hari tua.
Tantangan-tantangan tersebut tidak hanya datang dari diri sendiri, namun keluarga dan lingkungan sering kali ikut terlibat. Lalu, apa saja tantangan yang harus dihadapi generasi muda saat ini?
Setiap tahun, biaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup terus naik. Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, biaya hidup rata-rata per rumah tangga per bulan di Indonesia melampaui besaran upah minimum provinsi (UMP) di sejumlah wilayah.
Provinsi DKI Jakarta pun menempati peringkat pertama kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. Berdasarkan data BPS, biaya hidup di Jakarta tahun 2024 mencapai angka Rp 14.394.990 per bulannya.
Tingginya biaya hidup ini ternyata tidak sebanding dengan UMP yang diperoleh pekerja di Indonesia. Contohnya di Jakarta, dengan biaya hidup rata-rata hampir mencapai Rp 15 juta, besaran gaji UMR pada 2024 adalah sekitar Rp 5,06 juta.
Ketimpangan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Gen Z dan Milenial memiliki utang lebih banyak dibandingkan dengan generasi lain. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 62% rekening fintech pendanaan bersama dimiliki oleh nasabah usia 19-34 tahun.
Tak sedikit juga generasi muda di Indonesia yang harus menjadi generasi sandwich. Masih dari data BPS, pada 2020, 6 orang usia produktif mendukung 1 orang lanjut usia pada 2020, dan 3 orang usia kerja mendukung 1 orang lanjut usia pada 2045.
Persentase rasio ketergantungan yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa penduduk produktif harus menanggung beban lebih tinggi untuk membiayai kehidupan mereka yang belum produktif maupun yang sudah tidak produktif lagi.
Meski dengan adanya tantangan-tantangan itu, mempersiapkan masa pensiun yang tenang tak bisa dibilang mustahil. Sebab BRI menawarkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi peserta individu maupun korporasi, Program Pensiun Dana Kompensasi Pasca-kerja (PPDKP) bagi peserta korporasi, serta Program Pensiun Dana Santunan Kesehatan (PPDSK) bagi peserta korporasi.
Pilihan investasi DPLK BRI pun cukup beragam, mulai dari DPLK BRI Pasar Uang, DPLK BRI Pendapatan Tetap, DPLK BRI Saham, DPLK BRI Pasar Uang Syariah, dan DPLK BRI Berimbang Syariah.
menyediakan akses portofolio investasi yang mudah dan transparan. Pengelolaan investasi DPLK BRI memakai konsep pengelolaan reksadana yang dihitung harian dan dikirim secara periodik. Begitu juga dengan hasil investasi selalu dipublikasikan setiap hari.
Semakin mudah karena sekarang pendaftaran program dana pensiun ini dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi BRImo.