mengatakan pihaknya telah melakukan serangan ke empat lapangan udara militer Rusia pada malam hari. Dalam serangannya tersebut, Kyiv menggunakan pesawat nirawak jarak jauh terbesarnya.
Pangkalan udara yang diserang antara lain Khalino, Savasleyka, Borisoglebsk dan Baltimor. Wilayah Voronezh, Kursk dan Nizhniy Novgorod juga diserang.
“Target utamanya adalah gudang bahan bakar dan pelumas serta senjata penerbangan,” tambahnya, mengatakan bahwa hasil serangan tersebut sedang diklarifikasi, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/8/204).
Sebuah sumber keamanan Kyiv mengatakan serangan itu bertujuan untuk melemahkan kemampuan Moskow menggunakan pesawat tempur. Ini untuk melakukan serangan bom luncur terhadap Ukraina.
Namun klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen. Ukraina, menurut sumber tersebut, masih menilai skala kerusakan.
Sementara Presiden Volodymyr Zelenskiy memuji serangan Ukraina. Ia menytbutnya “tepat waktu” dan “akurat”.
“Terima kasih atas serangan yang akurat, tepat waktu, dan efektif terhadap pangkalan udara Rusia,” kata Zelenskiy saat berpidato di hadapan militer pada Rabu.
Drone Ukraina bekerja sebagaimana mestinya,”tambahnya.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia sebelumnya mengatakan bahwa pertahanan udaranya telah menghancurkan 117 drone dan empat rudal taktis yang diluncurkan oleh Ukraina ke beberapa wilayah termasuk Kursk.
Serangan terhadap pangkalan udara tersebut terjadi saat pasukan Ukraina berusaha maju di wilayah Kursk Rusia setelah mereka melancarkan operasi mendadak yang telah membalikkan situasi perang terbesar mereka sejak tahun 2022.
Menurut gubernur setempat pada hari Senin, sejak serangan minggu lalu, pasukan Rusia telah mengurangi jumlah serangan bom terarah terhadap permukiman perbatasan di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina.
Pasangan suami istri legendaris bulu tangkis Indonesia, Alan Budikusuma dan Susy Susanti, berkomitmen untuk membantu pengembangan olahraga tersebut melalui inovasi alat yang bisa nyaman dipakai oleh atlet.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, Alan membeberkan produk itu akan menjadi upaya untuk membuktikan bahwa inovasi melalui sport science dalam bidang alat olahraga, bisa membantu mencapai performa terbaik.
“Saya selalu percaya, dengan kerja keras dan dedikasi, siapa pun bisa meraih impian mereka,” kata Alan dalam peluncuran produk sepatu Astec bertema “Juara ’92”.
Hal senada disampaikan Susy Susanti yang menyatakan bahwa kualitas alat olahraga akan menjadi salah satu faktor penunjang performa atlet saat bertanding, sehingga harus ikut berkembang sesuai perkembangan zaman.
“Kualitas produk Astec sangat mendukung kenyamanan berbagai level pemain di lapangan, sehingga saya yakin bukan hanya karena desain yang menarik dan filosofis, tetapi para pecinta bulu tangkis bisa bermain dengan lebih percaya diri saat menggunakan koleksi itu,” ujar dia.
General Manager Brand Marketing PT. MAP Aktif Adiperkasa, Martina Harianda Mutis, mengatakan pihaknya selaku perusahaan yang mengembangkan produk Astec (Alan Susy Technology) ingin menghidupkan kembali semangat dan kejayaan yang diraih oleh Indonesia lewat kemenangan duo atlet legendaris, Susi dan Alan pada Olimpiade Barcelona 1992, yang berhasil membawa pulang medali emas pertama untuk Indonesia.
Oleh sebab itu, produk Astec Juara ’92 diharapkan dapat membangkitkan semangat para atlet Indonesia untuk berjuang memperebutkan medali emas dalam ajang internasional seperti Olimpiade.
Martina menambahkan, produk tersebut tidak hanya membawa kenangan pada era keemasan Indonesia, tetapi dibuat juga dengan mengutamakan kenyamanan dan mendukung kestabilan setiap gerakan pengguna sepatu teranyar itu.
“Dengan adanya kecintaan yang besar terhadap olahraga bulu tangkis di Indonesia, peluncuran koleksi ini adalah cara kami untuk merayakan semangat juang dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh Alan dan Susy,” ujar dia.
Ia berharap, berharap koleksi terbaru itu dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berlatih dan mengejar impian mereka dalam olahraga bulu tangkis.
CEO Semen Padang Win Bernadino meminta timnya mengusung misi bangkit saat bertandang ke markas Bali United pada pekan kedua Liga 1 Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (18/8) pukul 15.30 WIB.
Dikutip dari laman resmi klub, Kamis, Win berharap kegagalan meraih kemenangan pada pekan pertama dijadikan evaluasi dan tim dapat mendapatkan pengalaman berharga pada pertandingan tersebut.
Win menjelaskan jika pada pertandingan yang berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan Borneo FC, dirinya melihat ada sisi positif dari Tin Martic serta kolega.
“Kita memang kalah, namun saya pikir bukan hanya melupakan kekalahan, tapi saya harap tim wajib mengambil pelajaran dari pertandingan pertama kemarin,” jelas Win.
Ia menjelaskan kekalahan yang didapatkan oleh Kabau Sirah merupakan sesuatu yang positif karena untuk mengetahui sisi kelemahan dan kekurangan mereka untuk diperbaiki menghadapi laga-laga selanjutnya.
Win menilai lawan pertama yang mereka hadapi Borneo FC memang memiliki koordinasi dan kerja sama tim yang lebih matang sehingga tak heran jika Pesut Etam tampil dominan ketimbang Semen Padang.
Dirinya menambahkan, dengan berbekal pengalaman berharga di laga pertama lalu, Semen Padang akan tumbuh lebih baik lagi dengan perubahan-perubahan positif dari hasil evaluasi yang ada.
“Saya berharap semoga pada laga lawan Bali United nanti, kita bisa menunjukkan performa terbaik, sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tim pelatih hingga pemain harus bisa kerja lebih keras lagi untuk mewujudkan itu,” tegas Win.
Semen Padang kini membutuhkan poin penuh pada pertandingan kontra Bali United untuk naik di klasemen sementara Liga 1 Indonesia setelah kini berada di peringkat ke-14 tanpa raihan poin.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berharap Universitas Riau (Unri) menyiapkan perencanaan yang tepat dalam mengelola 1.700 hektare (ha) lahan kebun kelapa masyarakat terdampak banjir laut di Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau
“BRGM berharap pakar Unri dapat membantu menyiapkan perencanaan tepat meliputi aspek biofisik dan aspek sosial untuk mengelola hamparan lahan yang terdampak banjir laut ini,” kata Deputi IV BRGM Gatot Soebiantoro, di Pekanbaru, Kamis.
Menurut Gatot, BRGM menggandeng para peneliti dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) Gambut untuk menemukan pendapat tentang strategi pengelolaan lahan perkebunan kelapa yang terdampak air laut itu.
Kebun kelapa merupakan andalan kehidupan masyarakat setempat, katanya menyebutkan, maka kejadian ini tentu saja menimbulkan dampak sosial yang sangat signifikan.
“BRGM mengemban amanah restorasi gambut dan mangrove sangat berkepentingan untuk ikut turun tangan memitigasi bencana pesisir yang berskala besar ini,” katanya pula.
Ketua PUI Gambut dan Kebencanaan Sigit Sutikno berpendapat bahwa kebobolan tanggul daratan yang telah dibuat dari tanah oleh masyarakat mengakibatkan air laut dapat leluasa menjangkau hingga jauh ke darat di lokasi yang terdampak, sehingga kerusakan kebun kelapa masyarakat semakin meluas.
“Banjir secara fundamental mengubah kondisi lahan kebun kelapa, sehingga kemungkinan tidak sesuai lagi untuk lahan budi daya. Pada lain pihak memberikan harapan akan kemungkinan mangrove tumbuh kembali secara alamiah atau melalui rehabilitasi,” katanya lagi.
Butuh rekayasa mempercepat proses rehabilitasi mangrove, di antaranya dengan mengupayakan percepatan akumulasi sedimen melalui pembuatan struktur pemecah ombak.
Peneliti PUI Gambut dan Kebencanaan Ahmad Muhammad mengatakan kemungkinan proses ekologis yang bisa mengakibatkan lahan bekas kebun kelapa tersebut menjadi hamparan padang piai (Acrostichum aureum), sejenis tumbuhan paku yang sangat invasif.
“Apabila tumbuhan ini lebih dulu menguasai permukaan lahan bekas kebun kelapa tersebut, maka peluang terjadi regenerasi mangrove secara alamiah minim dan apabila harus dilakukan rehabilitasi akan membutuhkan banyak upaya untuk membersihkan jenis paku-pakuan ini terlebih dahulu,” katanya.
Guru besar ilmu tanah UGM Azwar Maas mengatakan paling berbahaya adalah zat besi teroksidasi menjadi pirit yang berpotensi menjadi racun bagi semua tumbuhan termasuk mangrove.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memastikan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia siap digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan persiapan yang telah dimulai sejak awal Agustus 2024.
“Berbagai persiapan sudah dilakukan pemerintah dan mendekati 95 persen,” kata Menkominfo Budi Arie Setiadi di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis.
Budi mengatakan persiapan yang dilakukan mencakup penyediaan sarana dan prasarana umum, termasuk fasilitas umum seperti infrastruktur jalan serta gedung-gedung penginapan.
Tidak hanya akomodasi tempat tinggal, pemerintah juga menyiapkan fasilitas kesehatan juga tersedia dan akan beroperasi selama perayaan HUT ke-79 RI.
Fasilitas kesehatan yang tersedia di antaranya satu rumah sakit milik pemerintah dan dua rumah sakit dikelola oleh swasta.
Dari sisi kesiapan peserta dan pihak-pihak yang terlibat dalam upacara di IKN, Budi juga menyatakan bahwa semuanya sudah berada di IKN dan 100 persen siap melaksanakan tugasnya masing-masing.
Mulai dari petugas pengibar bendera pusaka (Paskibraka), pengisi acara kebudayaan, hingga petugas keamanan baik dari kepolisian hingga TNI seluruhnya telah sampai di IKN dan terus melakukan persiapan untuk perayaan di 17 Agustus 2024.
Tidak hanya itu, anggota TNI dari Angkatan Udara juga telah melatih dan menyiapkan formasi khusus sebagai atraksi yang memang rutin dihadirkan di acara-acara HUT RI sebelum-sebelumnya.
Pemerintah mencatat di IKN akan ada sebanyak 1.300 orang yang mengikuti upacara. Beberapa di antaranya seperti para Presiden RI dari periode-periode sebelumnya, pimpinan lembaga tinggi negara, menteri dari Kabinet Indonesia Maju, tokoh masyarakat, hingga pekerja yang memang bekerja di IKN.
Sebelumnya, dari sisi infrastruktur, Menkominfo juga menyatakan bahwa kesiapan jaringan telekomunikasi di IKN untuk perayaan HUT ke-79 RI telah dilakukan.
“Kami pastikan jaringan telekomunikasi di IKN siap jelang upacara Hari Kemerdekaan RI. Masyarakat di Kalimantan Timur maupun daerah-daerah lainnya dapat mengikuti upacara di IKN melalui siaran langsung,” kata Budi Arie Setiadi di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).
Pemerintah dalam penyediaan jaringan telekomunikasi didukung Telkom karena Telkom merupakan pemegang hak perlintasan dan anak usahanya, Telkomsel, telah melakukan inagurasi (rehearsal) infrastruktur telekomunikasi di IKN.
Tidak hanya itu, operator seluler lainnya juga telah menyediakan layanan telekomunikasi dengan infrastruktur sementara.
Layanan dari operator-operator seluler lainnya bersifat sementara dengan penyediaan mobile Base Transceiver Station (BTS) maupun fiber optik aerial yang telah disiapkan untuk melayani beberapa lokasi proyek pada masa konstruksi maupun acara tertentu.
Pengusaha Indonesia kerap menaruh aset di Singapura. Tak sedikit para pengusaha memiliki tanah, rumah atau bangunan di Singapura. Salah satu kisah legendaris terkait ini terjadi pada Oei Tiong Ham.
Sedikit orang tahu pengusaha Indonesia ini memiliki tanah di Singapura hingga seperempat wilayahnya.
Bayangkan, dari 728,6 km2 wilayah Singapura, seperempatnya atau 182 km per segi dimiliki oleh pengusaha ini.
Kepemilikan tanah sebesar itu tak terlepas dari nama besar Oei Tiong Ham di dunia usaha masa kolonial Belanda. Perlu diketahui, Oei merupakan pendiri dan pemilik dari perusahaan gula terbesar di Indonesia, Oei Tiong Ham Concern (OTHC). Saat eksis di awal tahun 1900-an, OTHC sukses menguasai 60% pasar gula di Hindia Belanda. Total ekspor di tahun 1911-1912 bahkan melebihi seluruh perusahaan Barat, yakni 200 ribu ton.
Berkat kejayaan bisnis, Oei memiliki kekayaan 200 juta gulden. Sebagai catatan, uang 1 gulden pada 1925 bisa membeli 20 kg beras. Jika harga beras Rp 10.850/liter, diperkirakan harta kekayaannya senilai Rp43,4 triliun. Nominal sangat besar pada masanya. Tak heran dia dijuluki ‘raja’ gula dan dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia masa kolonial.
Sebagaimana dituliskan Liem Tjwan Ling dalam Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang (1979), besarnya kekayaan pria kelahiran Semarang itu membuat pemerintah kolonial membidiknya jadi objek pajak potensial. Selama ini pemerintah kolonial menagih pajak ke Oei sebesar 35 juta gulden. Tidak hanya itu, Oei juga diharuskan membayar pajak dua kali lipat tanpa alasan jelas. Semua dilakukan pemerintah guna menutupi kas negara yang kosong pasca-perang.
Dari sini, Oei merasa tindakan pemerintah berlebihan. Pajak hanya akal-akalan pemerintah untuk memeras hartanya. Alhasil, pada 1920 dia memutuskan keluar dari Indonesia. Dia pergi naik kapal meninggalkan Semarang ke Singapura yang dikuasai Inggris. Di negeri baru itulah dia kemudian benar-benar bebas. Pemerintah kolonialis Inggris tak memberatkannya.
Maka, Oei membeli banyak tanah dan rumah. Mengutip Liem, total tanah yang dibeli Oei setara seperempat wilayah Singapura. Pembelian tanah di Singapura makin menandakan kalau sang raja gula benar-benar kaya. Sebab, tak semua pengusaha bisa membeli tanah di Singapura. Bahkan, semua pembelian aset tercatat atas nama pribadi Oei Tiong Ham.
Selain itu dia juga aktif berbisnis.
Situs resmi Perpustakaan Nasional Singapura menceritakan dia sempat membeli perusahaan pelayaran Heap Eng Moh Steamship Company Limited dan menjadi pemilik saham Overseas Chinese Bank (OCB). Tak hanya dia juga aktif dalam pembangunan Singapura.
Tercatat dia pernah memberikan US$ 150.000 untuk pembangunan gedung Raffles College, termasuk membangun beberapa sekolah. Dia juga kerap menjadi donatur utama dalam kegiatan kemanusiaan. Oei melakukan itu sampai dirinya wafat pada 6 Juli 1924.
Sejak sepeninggal Oei, tak diketahui catatan mengenai warisan seluruh hartanya.
Untuk menggambarkan kejahatan ada pepatah “Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.” Artinya, sekalipun aksi kejahatan ditutupi, akhirnya bakal terbongkar juga.
Aksi perampokan emas Hiroshi Nakamura merupakan kepingan kisah era kemerdekaan sekitar tahun 1946 yang kelak dikenal sebagai Peristiwa Nakamura. Menurut sejarawan Ben Anderson dalam Revoloesi Pemoeda (2018), peristiwa ini merupakan penggelapan besar-besaran terhadap rumah-rumah gadai negara pada akhir perang yang melibatkan tentara Jepang, Kapten Hiroshi Nakamura.
Pada 1946 di kantor pegadaian Jl. Kramat, Jakarta Pusat, terdapat ratusan kilo emas, uang, dan barang berharga lainnya. Hadirnya barang tersebut dalam jumlah besar di satu lokasi disebabkan oleh kebijakan sentralisasi harta semasa pendudukan Jepang (1942-1945). Jadi, Jepang berupaya memindahkan seluruh barang berharga dari pegadaian lokal di seluruh Jawa ke pegadaian Jl. Kramat.
Namun, ketika Jepang hengkang dari Indonesia, harta-harta tersebut menjadi tak bertuan. Jika sesuai hukum perang, maka seharusnya harta tersebut jadi milik pemerintah Indonesia. Meski begitu, praktiknya tidak sederhana. Terjadi kebingungan di antara tentara Jepang yang ada di Indonesia.
Pada titik ini, tulis Vincent Houben dalam Histories of Scale (2021), Kapten Hiroshi Nakamura terprovokasi memiliki barang tersebut. Terlebih, dia bisa dengan mudah melakukan pencurian sebab dia punya jabatan penting di Indonesia dan menurut Vincent Houben aksi ini didukung oleh atasannya, Kolonel Nomura Akira.
Pada akhirnya, provokasi tersebut mendorong Nakamura melakukan tindakan kriminal: pencurian. Diketahui, dia membawa truk ke Jl. Kramat untuk membawa seluruh harta yang tersebar dalam 20-25 koper.
Menurut catatan De Locomotief (1/8/1948), harta yang dirampok Nakamura mencapai 960 kg emas senilai 10 hingga 80 juta gulden. Setelahnya, dia membawa harta tersebut ke rumah istri simpanannya, Carla Wolff, dan membawanya ke suatu taman milik seorang pengusaha China.
Aksi Nakamura ini berjalan lancar. Tak ada satupun yang mengendusnya sebab banyak orang masih sibuk mengurusi kemerdekaan. Praktis, harta tersebut membuat Nakamura dan Carla bisa hidup tenang di Indonesia dan kaya raya.
Akan tetapi, semua berubah total akibat ulah istrinya sendiri. Setelah punya harta, gaya hidup Carla langsung berubah. Dia jadi hedon, suka pamer, dan sering menghambur-hamburkan harta.
“Saya lebih kaya dari Ratu Belanda. Saya akan tidur di ranjang emas dan para tamu akan makan dari piring emas,” kata Carla dikutip dari Rampok (2012).
Ketika sikap itu ditunjukkan Carla, perwakilan intelijen Belanda dan Inggris menjadi curiga. Terlebih, Carla ketika itu punya posisi penting sebagai anggota Organisasi Gerilya Hindia Belanda atau Nederlandsh Indies Guerilla Organisatie (NIGO).
Intel itu heran soal asal-usul harta Carla. Alhasil, mereka melakukan investigasi dan terkuaklah bahwa itu semua hasil curian. Sayang, intel tersebut bukannya melaporkan, tapi ikut-ikutan memiliki harta tersebut. Diketahui, keduanya mengambil 20 Kg emas hasil curian.
Dalam dunia pencurian, ada anggapan kalau aksi kejahatan diketahui banyak orang, makin besar pula resiko terbongkar. Pada akhirnya, anggapan ini benar terjadi. Akibat ulah Carla, makin banyak orang tahu ada aksi kriminal melibatkan tentara Jepang.
Semua ini berujung pada terbongkarnya kasus oleh pemerintah Belanda yang menduduki Jakarta. Mulai dari Nakamura, Carla Wollf, Nomura Akira, dan dua intel itu, ditahan oleh Belanda dan dinyatakan bersalah.
Menurut koran Het dagblad (24/6/1946) Nomura dinyatakan terlibat karena dia mengaku turut menikmati hasil rampokan karena berkedudukan sebagai atasan Nakamura. Nomura juga mengaku telah membuka 9 koper emas selama sehari di sebuah rumah. Kemudian, koper-koper itu dibawa ke kantor militer Jepang di Jakarta.
Akibat terbukti terlibat dalam perampokan, keempat tersangka resmi ditahan. Nakamura mendapat hukuman paling berat. Sedangkan, Worlff dihukum 8 bulan penjara. Menariknya, ratusan kilogram emas tersebut tak diketahui wujudnya usai kasus itu terbongkar.
Saat penyelidikan kasus, pihak berwenang menyebut hanya menerima emas setara 1 juta gulden saja. Sedangkan sisanya tak jelas kemana.
Ada yang menyebut Nakamura menyimpan sisa emas di suatu tempat yang dirahasiakan saat kepergok polisi. Ada pula yang mengatakan emas itu tersimpan di kawasan Menteng, Jakarta. Namun, satu hal yang pasti sisa keberadaan emas tersebut sampai sekarang tak diketahui di mana.
Bulan Juni punya kenangan istimewa bagi rakyat Aceh dan Soekarno. Tepatnya pada 16 Juni 1948, Soekarno mendapat ‘harta karun’ 50 Kg emas dari rakyat Aceh.
Emas-emas tersebut tak digunakan Soekarno untuk keperluan pribadi, tapi dialihkan ke benda yang punya arti penting bagi Indonesia masa depan. Bagaimana ceritanya?
Kisah bermula saat Soekarno melakukan kunjungan ke Kutaraja, Aceh, pada 16 Juni 1648. Kedatangannya terjadi karena Aceh punya posisi penting secara politik dan ekonomi bagi Indonesia.
Dari segi politik, wilayah ujung Sumatera itu jadi satu-satunya wilayah yang tak dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Sedangkan dari segi ekonomi, Aceh disebut Soekarno sebagai daerah modal saking punya banyak kekayaan.
Atas fakta demikian, Soekarno ingin meminta dukungan secara politik dan khususnya ekonomi. Maka, setibanya di Aceh, proklamator itu langsung mengutarakan keinginannya.
Di acara jamuan makan dengan para saudagar Aceh dalam kelompok Gasida (Gabungan Saudagar Indonesia Aceh), Soekarno bilang bahwa kondisi ekonomi negara sedang payah. Blokade dan agresi militer Belanda membuat kas negara habis.
Semua itu disampaikan seraya berharap para crazy rich Aceh menyumbangkan uangnya. Secara spesifik, Soekarno ingin rakyat Aceh memberikan pesawat. Kelak, pesawat bakal berguna sebagai jembatan udara dari pulau ke pulau lain.
“Untuk itu saya anjurkan agar kaum Saudagar bersama-sama rakyat mengumpulkan dana untuk membeli kapal udara, umpamanya pesawat Dakota yang harganya 25 Kg emas,” kata Soekarno, seperti disampaikan Jihad Akbar di Medan Area (1990).
Menariknya, ucapan disertai juga dengan ancaman sekalipun disampaikan secara bercanda. Pria kelahiran 6 Juni 1901 itu ogah menyantap makanan sebelum diberi kepastian oleh rakyat Aceh. Kata Soekarno, dia bakal makan kalau rakyat Aceh mau ikut serta mewujudkan impian kapal udara.
Beruntung, ketua Gasida, M.Djoenoed Joesoef, langsung peka. Dia langsung menjawab kesediaan mengumpulkan emas. Maka, terkumpul sumbangan emas dan uang. Soekarno pun mau makan.
Di luar jamuan makan, donasi juga turut dikumpulkan lewat Panitia Dana Dakota. Rakyat biasa dan para saudagar Aceh berbondong-bondong memberikan uang dan emas untuk disumbangkan. Bahkan, mereka rela antre hanya untuk mendukung impian Soekarno.
Empat hari kemudian, rakyat Aceh tercatat sukses mengumpulkan 50 Kg emas. Jika dikonversi ke masa kini, 50 Kg emas setara Rp50 miliar. Sumber lain seperti disampaikan dalam Daud Beureueh: Pejuang Kemerdekaan yang Berontak (2011) menyebut, donasi juga berhasil mengumpulkan 130 ribu straits-dollar dan 5 Kg emas.
Terlepas dari sumber mana yang benar, hasil donasi tersebut kemudian dipergunakan untuk membeli pesawat. Secara simbolis, rakyat Aceh menyerahkan itu kepada presiden. Emas tersebut kemudian dipergunakan untuk mewujudkan impian Soekarno. Tidak hanya satu pesawat, tapi dua. Satu pesawat atas nama Gasida dan satu lagi atas nama rakyat Aceh.
Semuanya berjenis DC-3 yang masing-masing diberi nomor registrasi RI-001 dan RI-002. Keduanya juga diberi nama Seulawah yang artinya Gunung Emas. Kelak, setibanya di Indonesia pesawat tersebut dioperasikan Indonesia Airways, perusahaan yang di kemudian hari berubah nama jadi Garuda Indonesia.
Dalam perjalanannya, pesawat tersebut sukses membuat antar wilayah Indonesia terkoneksi. Selain itu, pesawat tersebut juga berfungsi sebagai alat angkut para pemimpin negara. Namun, makna lebih penting dari itu semua adalah soal perjuangan dan kesetiaan. Berkat sumbangan itu, kedaulatan Indonesia makin nyata.
Kini, pesawat tersebut sudah dimuseumkan di Taman Mini Indonesia Indah.
Profesi satpam terkadang dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Hal ini juga terjadi pada Leendert Miero, satpam di kawasan Batavia (Kini Jakarta). Selama jadi satpam dia sering diremehkan dan dianiaya.
Di tengah jalan dia bertekad balas dendam kepada orang yang melakukan perundungan kepada dirinya. Balas dendam ini kemudian membuahkan hasil hingga punya batangan emas dan puluhan hektar tanah di Jakarta. Bagaimana ceritanya?
Leendert Miero memiliki nama asli Jehoeve Leip Benjegiehel Snijder. Dia adalah orang Yahudi dari wilayah Rusia yang tiba di Hindia Belanda pada tahun 1775. Kedatangannya di Hindia Belanda untuk menjalani tugas sebagai tentara VOC.
Selama bertahun-tahun bertugas, keseharian Miero hanya menjaga keamanan alias satpam. Tak lebih dari itu. Namun, pada suatu hari di tahun 1778, Miero yang sedang bertugas melakukan kesalahan fatal. Kesalahan itu terjadi karena dia, yang ditugasi menjaga rumah besar nan mewah milik pejabat VOC bernama Reiner de Klerk, malah tertidur pulas.
Tak terima satpamnya melakukan kesalahan, Reiner marah dan memukuli Meiro sebanyak 50 kali. Akibatnya, Meiro pun mengerang kesakitan. Di keadaan seperti inilah, dia lantas mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya:
“Demi nenek moyang Abraham, Ishak dan Yakub, suatu hari saya bakal beli seluruh rumah dan tanah ini!”
Saat sumpah itu keluar dari mulutnya, teman-teman tentara Miero malah menertawakan. Mereka berpikir tak mungkin Miero yang hanya satpam bisa sekaya majikannya di masa depan. Perundungan ini terus berlangsung hingga menyerempet kepada identitas Miero sebagai Yahudi yang dianggap berasal dari bangsa rendahan.
Mendengar itu, dia makin jengkel dan punya tekad kuat untuk balas dendam.
“Antisemitisme oleh kawan-kawan sesama militer yang ditimpakan pada Jehoede (Red, Miero) telah mengantarkannya pada tekad bahwa anak-anaknya kelak mestilah jauh dari serangan ideologi yang penuh kebencian itu,” tulis Romi Zaman dalam Di Bawah Kuasa Antisemitisme: Orang Yahudi di Hindia Belanda (1861-1942) (2018).
Sebagaimana dipaparkan Herald van de Linde dalam Jakarta: History of Misunderstood City (2020), untuk mengejar sumpahnya itu dia pun langsung mengundurkan diri sebagai tentara dan beralih profesi sebagai pengusaha. Sebab, profesi ini jadi satu-satunya cara terbaik untuk meraih kekayaan.
Sejak itu, dia lantas berdagang emas dan membuka lapak di dekat Glodok. Selain itu, dia juga menjalani hidup menjadi rentenir. Layaknya orang Yahudi lain, dia juga punya tekad kuat untuk mencapai mimpinya. Tak peduli apapun rintangannya, dia tetap bekerja. Sampai akhirnya, dia pun menjadi kaya raya berkat konsisten jualan emas.
Menurut Adolf Heuken dalam Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta (2016) keberhasilan memiliki banyak uang membuat Meiro mampu membeli apa yang diinginkan. Dari mulai kepemilikan atas batangan emas-berlian, tanah hingga properti, termasuk rumah yang disebut dalam sumpahnya itu.
Ketika Meiro sudah sukses jadi juragan emas, si majikan yang memukulinya sudah wafat. Hanya ada istrinya saja. Alhasil, tanpa basa-basi Meiro pun segera balas dendam. Dia membeli seluruh rumah milik bekas majikannya pada 1818 dan memulai hidup sebagai crazy rich Batavia.
“Saat menguasai rumah tersebut, Meiro kerap mengadakan pesta besar tepat di hari dia menerima cambuk sebagai perayaan peringatan,” tulis Herald van de Linde.
Belakangan, selain memiliki rumah itu, pria kelahiran 22 April 1755 ini juga membeli rumah dan tanah super luas berlokasi 25 Km di selatan Batavia milik pejabat Belanda. Di tanah itu dia memiliki rumah super besar yang sering disebut orang-orang sebagai ‘Pondok Gede’. Rumah Pondok Gede itu membuatnya dikenal sebagai juragan tanah dan emas.
Perjalanan hidup Meiro harus berakhir pada 10 Mei 1834. Seluruh hartanya lantas dipegang oleh anak-anaknya. Kini, tanah dan rumah yang dulu ditempati oleh Meiro berubah menjadi kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.
Siapa yang tidak tergoda terhadap emas. Benda berkilau ini bisa membuat pemiliknya kaya raya. Namun, apa jadinya jika ada seseorang yang bisa mengubah apapun menjadi emas?
Dialah Raja Midas yang dikenal sebagai legenda penguasa sakti yang sentuhan tangannya bisa menyulap benda biasa jadi emas. Awalnya kisah ini hanya mitologi kuno dari zaman Yunani. Namun, berbagai penelitian kontemporer berhasil membuka hal baru: bahwa Raja Midas benar-benar ada.
Midas adalah Raja Pessinus, kota kuno di masa Yunani yang kini berada di Turki. Dalam catatan mitologi Yunani, dia dikenal punya kemampuan sakti luar biasa. Kesaktian itu bisa mengubah segala sesuatu yang disentuh menjadi emas murni. Hal ini diceritakan oleh penyair Publius Ovidius Naso dalam karya monumentalnya, Metamorphoses XI.
Mengutip paparan Greek, Ovidius menceritakan bahwa kesaktian Midas diperoleh dari dewa Yunani Dionysus. Alkisah, Dionysus punya guru yang sudah seperti ayah bernama Silenus tersesat. Di tengah jalan, Midas menolong dan memberikan perlindungan kepada Silenus untuk berdiam diri di Istana.
Bahkan, di Istana, Midas memberikan hiburan dan mengistimewakan keberadaan Silenus. Ketika kabar ini sampai di telinga Dionysus, dewa Yunani itu menawarkan hadiah apapun yang diinginkan Midas.
Pada titik ini, Midas meminta kesaktian supaya bisa mengubah apapun menjadi emas. Kita tentu mengetahui cerita setelahnya. Di berbagai tempat Midas menguji kesaktian itu. Dia menyentuh ranting pohon yang seketika berubah menjadi emas. Dia memegang batu, tapi langsung jadi emas.
Kesaktian ini lantas membuat Midas senang bukan main. Dia langsung mengadakan pesta mewah di istana dan mengundang banyak orang. Namun, saat pesta itu berlangsung, Midas menyesal atas kesaktiannya.
Sebab, pesta itu menjadi buyar karena setiap benda yang disentuhnya berubah menjadi emas. Minuman, makanan, botol-botol, hingga piring berubah jadi emas. Bahkan, dia juga telah mengecewakan anak sendiri karena hadiah anaknya tiba-tiba berubah jadi emas.
Pada titik ini, dia mengaku menyesal atas hadiah kesaktian mandraguna dari Dionysus. Dia pun meminta hidup seperti normal. Akan tetapi, itu semua tak bisa diulang. Midas pun harus hidup seperti itu hingga akhir hayat.
Cerita ini pun berhenti sampai di sini. Setelahnya, menjadi legenda berulang soal kesaktian seseorang yang mengubah apapun menjadi barang berharga.
Tentu banyak orang berpikir Midas tidaklah nyata. Namun, faktanya berkebalikan. Penelitian kontemporer pada 2020 lalu secara mengejutkan mematahkan eksistensi Raja Midas selama ratusan tahun.
Mengutip Live Science, tim peneliti dari University of Chicago menyebut telah menemukan prasasti yang menunjukkan jejak-jejak kehadiran Raja Midas di dunia. Prasasti yang ditemukan di Turki Selatan ini ditulis dalam bahasa Luwian, yang terdiri dari simbol-simbol asli Turki kuno.
Isinya menceritakan tentang kerajaan kuno yang mengalahkan Frigia yang diperintah oleh Raja Midas. Dalam catatan sejarah, Frigia merupakan daerah kekuasaan Raja Midas.
“Raja Frigia bernama Midas telah disebutkan dalam beberapa sumber kuno. […] Bangsa Asyur menganggapnya sebagai raja terkuat dan saingan utama saat perluasan wilayah di abad ke-8 SM,” kata Profesor Lynn Roller dari Universitas California kepada BBC International, dikutip Jumat (14/6/2024).
Selain itu, soal keberadaan emas di kawasan tersebut, tim riset juga menemukan bukti sahih. Tim beberapa kali menemukan perhiasan, koin emas, dan ukiran sphink. Mereka menduga, jika ada emas dalam jumlah besar di Frigia, mungkin sudah dijarah atau masih tersembunyi di kuburan misterius.
Pada titik ini, eksistensi Raja Midas dipastikan ada. Akan tetapi, arkeolog masih ragu akan keaslian legenda emas Raja Midas.
“Di bawah pemerintahan Midas, Gordion menjadi kaya dan berkuasa. Cerita tersebut menjadi metafora untuk seseorang yang sangat kaya. […] “Sentuhan emas” maksudnya adalah cara orang menganggap Raja Midas bisa mencapai kekayaan dengan muda,” ungkap Roller.