Membaca Senyap di Taman Langsat: Bertemu karena Buku, Berteman Atas Nama Pemikiran

Membaca Senyap di Taman Langsat: Bertemu karena Buku, Berteman Atas Nama Pemikiran

Hestia Istiviani (depan) mengajak penggemar buku foto bersama usai kegiatan baca bareng di Taman Langsat, Minggu (25/5/2025).

Jarum jam telah menunjuk angka 10 pagi, tapi langit masih muram. Kemarau basah akhir Mei agaknya membuat matahari malas sombong ke bumi. Terik yang biasanya menyengat, lindap terusir sejuk merambat. Atmosfer itu pula yang membekap Taman Langsat, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2025) kemarin.

Awan kelabu tak mau beranjak sepanjang hari. Terkadang satu-dua percik kecil air bahkan menetes dari langit meski cepat tersapu bayu. Namun mendung tebal rupanya tak menyurutkan ratusan bibliofilia, sebutan untuk penggemar buku, datang ke taman rindang ini. Tak sedikit yang datang sendiri, banyak pula bersama kelompok.

Di salah satu sudut taman berpermadani rumput hijau mereka duduk. Tanpa ada yang menggerakkan, semua penikmat buku itu lantas tenggelam dalam bacaan. Semua diam. Hening tercipta. Mata dan pikiran larut dalam emosi kalimat demi kalimat pada rangkaian tulisan.
 
Satu jam lamanya suasana ini berlangsung. Tepat pukul 11.00 WIB, suara perempuan memecah sepi. “Terima kasih teman-teman. Yang masih mau baca silakan, tapi kita foto bersama dulu ya,” ucapnya, nyaring.

Perempuan muda itu, Hestia Istiviani, seorang pelantang buku (bookfluencer). Bersama koleganya, Hasyemi Rafsanjani Asyari, mereka mengorganisasi kegiatan membaca bareng itu.

Hestia dan Hasyemi agak terperangah kali ini. Lebih dari 300 penikmat buku hadir. “Waduh muat gak ya (dalam foto). Ayo yang belakang agak merapat,” katanya, mencoba mengatur barisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*