
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
Pemerintah Israel telah memberikan persetujuan akhir untuk pembangunan lebih dari 3.400 unit rumah di area E1, salah satu proyek permukiman paling kontroversial di Tepi Barat.
Proyek ini diperkirakan akan memutus hubungan Tepi Barat dari Yerusalem Timur dan membelah wilayah Palestina menjadi dua bagian, sehingga dianggap menghancurkan prospek berdirinya negara Palestina yang berdaulat.
Menteri Keuangan dari kalangan sayap kanan, Bezalel Smotrich mengatakan bahwa “Negara Palestina sedang dihapus dari meja perundingan, bukan dengan slogan kosong melainkan dengan tindakan.”
“Setiap permukiman, setiap lingkungan, setiap unit rumah adalah paku tambahan di peti mati dari ide berbahaya ini,” kata Smotrich. Ia juga menyerukan kepada Netanyahu untuk “menyelesaikan langkah tersebut” dan secara resmi mencaplok Tepi Barat.
Langkah ini memicu kecaman luas. Otoritas Palestina menyebut keputusan itu ilegal dan sebagai bentuk aneksasi yang akan menghancurkan solusi dua negara. PBB, Inggris, Jerman, dan Yordania turut menolak proyek ini, sementara AS belum memberikan tanggapan resmi.
“Rencana ini akan mengisolasi Yerusalem dari lingkungannya yang Palestina, menenggelamkannya dalam blok permukiman besar-besaran,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina, sebagaimana dilansir BBC. Kementerian menambahkan bahwa pembangunan pemukiman itu akan memecah Tepi Barat menjadi wilayah-wilayah terpisah yang menyerupai penjara terbuka.