
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mengatakan ekonomi kreatif menjadi arah baru bagi pembangunan nasional Indonesia.
Dalam Kongres Nasional I Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) di Jakarta, Sabtu, Irene menyebut ekraf sebagai “mesin pertumbuhan baru” Indonesia sekaligus rumah besar yang menyatukan budaya, inovasi, dan ekonomi dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
“Budaya adalah sumber kekayaan terbesar Indonesia dan ekraf adalah caranya agar budaya kita bersinar, bukan hanya di dalam negeri, tapi, untuk dunia,” kata Irene.
Dia juga menilai semangat kolaborasi yang tercermin dalam kongres tersebut sebagai kekuatan strategis bangsa yang menyatukan budaya, inovasi dan ekonomi secara berkelanjutan, yang harus dikawal bersama oleh seluruh elemen bangsa. Kongres itu juga merupakan rangkaian menuju Hari Ekonomi Kreatif Nasional pada 24 Oktober, yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia dengan hari nasional untuk sektor ini.
“Hari Ekraf Nasional bukan seremoni. Ini adalah simbol pengakuan dan strategi untuk menjadikan kreativitas sebagai wajah baru ekonomi Indonesia,” kata Irene.
Ketua Umum GEKRAFS Wendra Lukistian menyoroti pentingnya literasi, ekosistem yang inklusif, serta kebijakan yang membumi, khususnya bagi pegiat ekonomi kreatif di luar kota besar. Dia menilai generasi muda sebagai tulang punggung masa depan sektor ini.
“Kita masih mengalami defisit apresiasi terhadap pegiat ekraf dan karya-karyanya. Selama mereka diberi ruang, mereka akan berdaya dengan caranya sendiri. Inilah alasan kenapa GEKRAFS hadir,” ucap Wendra.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut kreativitas dan kebudayaan sebagai satu ekosistem utuh. Menurut Fadli, Indonesia memiliki potensi menjadi ibu kota kebudayaan dunia.
“Ekraf dan budaya harus berjalan beriringan sebagai kekuatan bangsa yang mampu membuka mata dunia akan kekayaan Indonesia,” kata dia.
Menteri BUMN Erick Thohir turut menyatakan bahwa ekonomi kreatif dan digital menjadi pilar penting untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar tujuh hingga delapan persen. Dia menilai potensi itu untuk dikembangkan secara maksimal melalui kolaborasi lintas sektoral.
Kongres itu menegaskan bahwa gerakan ekonomi kreatif bukan sekadar kegiatan komunitas, tetapi strategi pembangunan berkelanjutan yang menyatukan budaya, teknologi, wirausaha mikro kecil menengah, dan diplomasi melalui nation branding (penjenamaan bangsa).
Turut hadir dalam kongres ini Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, Utusan Khusus Presiden Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah Ahmad Ridha Sabana, Wakil Ketua MPR Muhammad Akbar Supratman, serta Anggota DPR Rocky Candra.